Selasa, 03 Juli 2012

MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA


MAKALAH
MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
“ALAT PERAGA KERANGKA BALOK”



 











Oleh K :

SURIADI
LATIFAH


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN (STKIP)  HAMZANWADI SELONG
 2011/2012
BAB I
PENDAHULUAN

Objek dari matematika adalah benda-benda pikiran yang sifatnya abstrak.  Berarti objek matematika tidak dapat ditangkap /diamati dengan panca indera. Dengan demikian  tidak mengherankan jika matematika tidak mudah difahami oleh sebagian siswa SD/ MI. Benda-benda pikiran  yang bersifat abstrak tersebut dapat berasal dari benda – benda nyata yang sifatnya konkrit dengan melalui abstraksi dan idealisasi . Dengan demikian  hal yang abstrak tersebut dapat dikurangi keabstakkannya dengan menggunakan model-model benda kongkrit. Model benda nyata yang digunakan untuk mengurangi keabstrakan materi matematika tersebut dinamakan alat peraga pembelajaran matematika.
            Alat peraga matematika dapat diartikan sebagai suatu perangkat benda konkrit yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika. Dengan alat peraga hal-hal yang abstrak itu dapat disajikan dalam bentuk model.model berupa benda konkrit yang dapat dilihat, dipegang diputarbalikkan sehingga mudah difahami.

  1. PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN
Kata media berasal dsari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medum, yang berarti suatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat. Dalam Webster Dictonary(1960), media atau medium adalah segala sesuatu yang terletak di tengah dalam bentuk jenjang atau alat apa saja yang digunakan sebagai perantara atau penghubung dua pihak atau dua hal, oleh karena itu, media pembelajaran dapat diartikan sebagai sesuatu yang mengantar pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan.
Menuruk Briggs (1977) yang mengatakan bahwa media pada hakikatnya adalah peralatan fisik untuk membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran. Termasuk di dalamnya, buku, vidiotape, slide, suara, suara guru atau salah satu komponen dari suatu sistem penyampaian. Di dalamnya tercakup segala peralatan fisik pada komunikasi seperti, buku, slide, buku ajar, tape recorder.
Smaldino, dkk (2008) mengatakan bahwa media adalah suatu alat komunikasi dan sumber informasi. Berasal dari bahasa Latin yang berarti “antara” menunjuk pada segala sesuatu yang membawa informasi antara sumber dan penerima pesan. Dikatakan media pembelajaran, bila segala sesuatu tersebut membawakan pesan untuk suatu pembelajaran
Dari batasan yang telah  disampaikan oleh para ahli mengenai media, dapat disimpulkan bahwa pengertian media dalam pembelajaran adalah segala bentuk komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumbernya ke peserta didik yang bertujuan merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Media, selain digunakan untuk mengantarkan pembelajaran secara utuh dapat juga dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan pembelajaran, memberikan penguatan motivasi.

  1. PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN
Dalam memilih media untuk pembelajaran, guru sebenarnya tidak hanya cukup mengetahui tentang kegunaan, nilai serta landasanya, tetapi juga harus mengetahui bagaimana cara menggunakan media tersebut. Adapun prinsip-prinsip umum penggunaan media adalah sebagai berikut:
Penggunaan media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai bagian integral dalam sistem pembelajaran. Media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai sumber dana. Guru hendaknya memahami tingkat hirarki (sequensi) dari jenis alatdan kegunannya. Pengujian media pembelajaran hendaknya berlangsung terus, sebelum, selama, dan sesudah pemakaiannya. Penggunaan multi media akan sangat menguntungkan dan memperlancar proses pembelajaran.

  1. PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN MEDIA
Prinsip pokok yang harus yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada setiap kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media digunakan dan diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami materi pelajaran. Dengan demikian, penggunaan media harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa. Hal ini perlu ditekankan sebab sering media dipersiapakan hanya dilihat dari sudut kepentingan guru.
Agar media pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkan siswa, maka ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan, di antaranya:
  1. Media yang digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media tidak digunakan sebagai alat hiburan, atau tidak semata-mata dimanfaatkan untuk mempermudah guru menyampaikan materi, akan tetapi benar-benar untuk membantu siswa belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
  2. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran. Setiap materi pembelajaran memiliki kekhasan kekompleksan. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan kompleksitas materi pembelajaran.
  3. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa. Siswa yang memiliki kemampuan mendengar yang kurang baik, akan sulit memahami pelajaran manakala digunakan media yans bersifat eduktif. Demikian juga sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan penglihatan yang kurang, akan sulit menangkap bahan pembelajaran yang disajikan melalui media visual. Setiap siswa memiliki kemampuan dan gaya yang berbeda. Guru perlu memerhatikan setiap kemampuan dan gaya tersebut.
  4. Media yang akan digunakan harus memerhatikan efektifitas dan efisien. Media yang memerlukan peralatan yang mahal belum tentu efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Demikian juga media sangat sederhana belum tentu tidak memiliki nilai. Setiap media yang dirancang guru perlu memerhatikan efektifitas penggunaannya.
  5. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikan. Sering media yang kompleks terutama media-media mutakhir seperti media komputer, LCD, dan media elektronik lainnya memerlukan kemampuan khusus dalam mengoprasikannya. Media secanggih apa pun tidak akan bisa menolong tanpa kemampuan teknis mengoprasikannya. Oleh karena itulah sebaiknya guru mempelajari dahulu bagaimana mengoprasikan dan memanfaatkan media yang akan digunakan. Hal ini perlu ditekankan, sebab sering guru melakukan kesalahan-kesalahan yang prinsip dalam menggunakan media buka menambah kemudahan siswa belajar, malah sebaliknya mempersulit siswa belajar   

  1. PERAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN
Dalam proses pembelajaran media memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pengajaran. Kehadiran media tidak hanya membantu pengantar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah pada kegiatan pembelajaran. Hal ini berlaku bagi segala jenis media, baik yang canggih dan mahal ataupun media yang sederhana dan murah. Kemp, dkk (1985) menjabarkan sejumlah kontribusi media dalam kegiatan pembelajaran antara lain:
1)      Penyajian materi ajar menjadi lebih standar
2)      Kegiatan pembelajaran menjadi lebih baik
3)      Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif
4)      Waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi
5)      Kualitas belajar dapat ditingkatkan
6)      Pembelajaran dapat disajikan di mana dan kapan saja sesuai dengan yang diinginkan
7)      Meningkatkan sifat positif peserta didik dan proses belajar menjadi lebih kuat atau baik
8)      Memberikan nilai positif bagi pengajar 

  1. ALAT PERAGA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Alat peraga matematika adalah seperangkat benda kongkrit yang dirancang secara sengaja yang digunakan untuk membantu mengembangkan konsep-konsep matematika.
Pada dasarnya anak belajar melaliu benda / objek kongkrit. Untuk memahami konsep abstrak anak memerlikan benda-benda kongkrit (rill) sebagai perantara atau visualisasinya. Konsep abstrak itu dicapai melalui tingkat-tingkat belajar yang berbeda-beda. Bahkan, orang dewasapun yang pada umumnya sudah dapat memahami konsep abstrak, pada keadaan tertentu, sering memerlikan visualisasi.
Belajar anak akan meningkat bila ada motivasi. Karena itu dalam pengajaran diperlukan faktor-faktor yang dapat memotivasi anak belajar, bahkan untuk pengajar. Misalnya: pengajaran supaya menarik, dapat menimbulkan minat, sikap guru dan penilaian baik, suasana sekolah bagi guru menyenangkan, ada imbalan bagi guru yang baik, dan lain-lain.
Selanjutnya konsep abstrak yang baru difahami siswa itu akan mengendap, melekat, dan tahan lama bila siswa belajar melalui perbuatan dan dapat dimengerti siswa, bukan hanya melalui mengingat-ingat fakta.
Karena itulah, dalam pembelajaran matematika kita sering menggunakan alat peraga. Dengan menggunakan alat peraga maka:
1)        Proses belajar mengajar termotivasi. Baik siswa maupun guru, dan terutama siswa, minatnya akan timbul. Ia akan senang, terangsang, tertarik, dank arena itu akan bersikap positif terhadap pengajaran matematika.
2)        Konsep abstrak matematikan tersajikan dalam bentuk kongkrit dank arena itu lebih dapat dipahami dan dimengerti, dan dapat ditanamkan pada tingkat-tingkat yang lebih rendah.
3)        Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam sekitar akan lebih dapat dipahami.
4)        Konsep-kosep abstrak yang tersajikan dalam bentuk kongkrit yaitu dalam bentuk model matematik yang dapat dipakai sebagai obyek penelitian maupun sebagai alat untuk meneliti ide-ide baru dan relasi baru menjadi bertambah banyak.



Alat peraga dapat berupa benda rill, gambarnya atau diagramnya. Keuntungan alat peraga benda rill adalah benda-benda itu dapat dipindah-pindahkan (dimanipulasikan), sedangkan kelemahannya tidak dapat disajikan dalam buku (tulisan). Oleh karena itu bentuk tulisan kita buat gambarnya atau diagramnya, tetapi kelemahannya adalah tidak dapat dimanipulasikan
Bila membuat alat peraga, supaya diperhatikan agar alat itu
a)                                             Tahan lama (dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat)
b)                                            Bentuk dan warnanya menarik
c)                                             Sederhana dan mudah lola (tidak rumit)
d)                                            Ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak
e)         Dapat menyajikan (dalam bentuk rill, gambar atau diagram) konsep matematika
f)                                             Sesuai dengan konsep
g)                                            Dapat menunjukkan konsep matematika dengan jelas
h)                                            Peragaan itu supaya merupakan dasar bagi tumbuhnya kosep abstrak
i)          Alat peraga dapat dimanipulasikan, yaitu dapat diraba, dipegang, dipindahkan dan diutak-atik, atau dipasangkan dan dicopot, dan lain-lain
j)          Bila mungkin dapat berfaedah lipat (banyak)

Dengan demikian, penggunaan alat peraga itu gagal bila misalnya: generalisasi konsep abstrak dari representasi kongkrit itu tidak tercapai, hanya sekedar sajian yang tidak memiliki nilai-nilai (konsep-konsep) matematika, tidak disajikan pada saat yang tepat, memboroskan waktu, diberikan kepada anak yang sebenarnya tidak memerlukannya, tidak menarik, rumit, sedikit terganggu menjadi rusak, dan lain-lain.






BAB II
PEMBAHASAN

  1. ALAT PERAGA KERANGKA BALOK
Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 6 buah bidang sisi yang masing- masing berbentuk persegi panjang, yang setiap sepasang – sepasang sejajar dan sama ukuranya.
 Balok memiliki sifat antara lain :
1.      Sisi-sisi balok berbentuk persegi panjang
2.      Rusuk-rusuk yang sejajar memiliki ukuran sama panjang
3.      Setiap diagonal bidang pada sisi yang berhadapan memiliki ukuran sama panjang
4.      Setiap diagonal ruang pada balok memiliki ukuran sama panjang
5.      Setiap bidang diagonal pada balok memiliki bentuk persegi panjang.
6.      Balok memiliki 6 sisi berbentuk persegi panjang
7.      Balok memiliki 8 titik sudut
8.      Balok memiliki 12 rusuk.

  1. CARA MEMBUAT KERANGKA BALOK
Alat Dan Bahan:
Ø  Besi
Ø  Gergaji besi
Ø  Las besi
Ø  Penggaris

Langkah Langkah Pembuatan:
1.      Memotong besi sepanjang  30 cm  sebanyak 4 biji , 25 cm sebanyak 4 biji, dan 20 cm sebanyak 4 biji.
2.      Membuat persegi panjanng sebanyak 2 buah , dengan menyatukan potongan besi yang berukuran 30 cm dengan potongngan besi yang berukuran 25 cm.
3.      Menyatukan persegi panjang tersebut dengan potongan besi yang berukuran 20 cm, sehingga membentuk sebuah balok.

  1. PENGGUNAAN ALAT PERAGA
Dengan menggunakan alat peraga kerangka balok kita dapat mengetahui:
  1. Titik sudut
  2. Rusuk balok
  3. Bidang/ sisi balok
  4. Diagonal sisi / bidang
  5. Diagonal ruang
  6. Bidang diagonal
                                                                                                            
    1. TITIK SUDUT


 






Titik sudut pada balok adalah titik temu / titik potong ketiga rusuk (titik pojok balok).  Dengan kerangka balok diaatas kita dapat mengetahui titik sudut balok dan rusuk balok
Banyak titik sudut yang terdapat pada balok sebanyak 8 buat titik sudut yaitu A,B,C,D,E,F,G,dan H.



    1. RUSUK BALOK





Rusuk balok merupakan garis potong antara sisi-sisi balok.
Penulisan / penamannya rusuk menggunakan notasi dua huruf kapital.
Pada balok ABCD.EFGH terdapat 12 rusuk yang sama panjang yaitu :
Rusuk Alas (panjang)              : AB, BC, CD, AD
Rusuk Tegak (tinggi)              : AE, BF, CG, DH
Rusuk Atas (lebar)                  :  EF, FG, GH, EH
Dengan  kerangka balok kita dapat menghitung jumlah panjang rusuk balok.  Balok terdiri dari 12 rusuk yaitu 4 rusuk panjang dan 4 rusuk lebar dan 4 rusuk tinggi. Dari keterangan di atas dapat kita simpulkan dan buktikan rumus jumlah panjang rusuk balok yaitu

Jumlah panjang rusuk = 4 (p + l + t)






    1. BIDANG / SISI BALOK




Balok dibatasi oleh 6 buah bidang / sisi berbentuk persegipanjang, sisi-sisi yang berhadapan     sejajar dan kongruen.   Penyebutan / penamaan sisi balok dengan menggunakan notasi empat huruf kapital secara siklis     atau melingkar.
    Bidang / sisi balok adalah :
  1. Sisi alas         = ABCD
  2. Sisi atas        = EFGH
  3. Sisi depan     = ABFE
  4. Sisi belakang = CDHG
  5. Sisi kiri         = ADHE
  6. Sisi kanan     = BCGF
             Sebuah balok memiliki 3 pasang sisi yang berhadapan yang sama bentuk dan ukuranya. Ketiga pasang sisi tersebut adalah ABFE dengan DCGH, ABCD dengan EFGH, dan BCGF dengan ADHE
    1. DIAGONAL SISI / BIDANG
Diagonal sisi / bidang suatu balok adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut berhadapan pada sebuah sisi. Terdapat 12 buah diagonal sisi balok.


 



t
 

l
 

p
 

                                                     Diagonal bidang
Dengan kita menarik garis dari titik A ke titik F  maka akan membentuk diagonal bidang  begitu juga dengan kita menghubungkan dua buah titik sudut  yang berhadapan maka akan  membentuk diagonal bidang. Jumlah diagonal sisi / bidang  berjumlah 12 buah, yaitu:
 Panjang diagonal sisi AC = BD = EG = HF
 Panjang diagonal sisi AF = BE = CH = DG
Panjang diagonal sisi AH = DE = BG = CF
Dengan alat peraga kerangka balok diatas kita dapat menghitung panjang diagonal sisi depan, panjang diagonal samping , dan panjang diagonal sisi alas dengan menggunakan teorema  pythagoras




    1. DIAGONAL RUANG






                                Diagonal Ruang
 Ruas garis CF  yang menghubungkan dua titik sudut C dan E pada balok ABCD.EFGH seperti pada gambar diatas disebut diagonal ruang balok. Jadi, diagonal ruang terbentuk dari ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan di dalam suatu bangun ruang.
Dari alat peraga kerangka balok tersebut kita dapat membuat rumus panjang diagonal ruang .

Dan dengan kita menarik diagonal bidang seperti gambar diatas kita dapat membuat rumus dengan teorema pythagoras yaitu :
             DF2 = BD2 + BF2



 


                                                                                                                 
                                                                                                                  limas


Diagonal ruang balok saling berpotongan di tengah-tengah dan membagi dua diagonal ruang sama panjang. Panjang diagonal ruang AG = BH = CE = AF.  Terdapat 4 buah diagonal ruang pada sebuah kubus dengan panjang sama. Dari keterangan diatas  :  diagonal diagonal ruang tersebut apa bila kita menarik semua garis diagonal ruang maka akan membentuk limas seperti gambar diatas jadi  kita dapat menyimpulkan bahwa balok tersusun dari beberapa limas
    1. BIDANG DIAGONAL
Bidang diagonal balok adalah bidang yang melalui dua buah rusuk yang berhadapan. Bidang diagonal balok membagi balok menjadi dua bagian yang sama besar.
Terdapat 6 buah bidang diagonal, yaitu : ACGE, BDHF, ABGH, CDEF, ADGF, BCHE Bidang diagonal ACGE = BDHF, ABGH = CDEF, ADGF, BCHE


 







  1. MANFAAT ALAT PERAGA
Manfaat alat peraga diantaranya:
1)      Peserta didik dapat memahami kerangka balok
2)      Peserta didik dapat memahami bagian-bagian dari kerangka balok
3)      Peserta didik dapat memahami diagonal yaitu
a.       Diagonal sisi atau bidang
b.      Diagonal ruang
c.       Bidang diagonal
4)      Siswa dapat mengetahui rumus rumus yg terdapat pada balok




BAB III
PENUTUP

  1. KESIMPULAN
Media dalam pembelajaran adalah segala bentuk komunikasi yang dapat digunakan untukmenyampaikan informasi dari sumbernya ke peserta didik yang bertujuan merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Media, selain digunakan untuk mengantarkan pembelajaran secara utuh dapat juga dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan pembelajaran, memberikan penguatan motivasi.
Alat peraga matematika dapat diartikan sebagai suatu perangkat benda konkrit yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika. Dengan alat peraga hal-hal yang abstrak itu dapat disajikan dalam bentuk model.model berupa benda konkrit yang dapat dilihat, dipegang diputarbalikkan sehingga mudah difahami.
Alat praga matematika dalam pembelajaran matematika sangatlah penting dalam pembelajaran matematika.
Alat praga kerangka balok sangat di butuhkan dalam pembelajaran bangun ruang dimana sisiwa dalam alat praga matematika kerangka balok ini siswa dapat memahami dan mengetahui bagian bagian bangun ruang secara langsung










DAFTAR PUSTAKA

Dr. Arief Sadiman, M. Sc, dkk. 2010. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja      Grafindo Perseda
Sri Anitha. 2010. Media Pembelajaran. Kleco: Yuna Pustaka bekerja sama dengan FKIP UNS
Prof. DR. H. Wina Sanjaya. 2010. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana





























Tidak ada komentar:

Posting Komentar