Kamis, 28 Juni 2012

PRINSIP PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI SISWA


BAB II
PEMBAHASAN
A.                         Perinsip yang Diperhatikan  dalam Pembelajaran
a.       Pengertian Perinsip pembelajaran
Perinsip pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu kata perinsip dan kata  pembelajaran. Perinsip adalah suatu yang menjadi pegangan dan panutan segala sesuatu
v  Pendapat bebrapa tokoh tentang perinsip
1.      Badudu dan Zein
Perinsip adalah Sesuatu yang dipegang sebagai panutan yang utama
2.      Syah Djanilus
Perinsip adalah Sesuatu yang menjadi dasar dari pokok berpikir, berpijak dan sebagainya
3.      Dardiri
Perinsip adalah Sesuatu kebenaran yang kebenarannya sudah terbukti dengan sendirinya
Sedangkan pembelajaran adalah suatu aktivitas dimana aktivitas itu akan merubah sikap, perilaku, pengetahuan dan mental
v  Pendapat bebrapa tokoh tentang pembelajaran
1.      Wingkel, 1987
         pembelajaran adalah Suatu aktifitas mental dan pisikis dalam berinteraksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku pada diri sendiri.
2.      Walra dan rochmat, 1999
         Pembelajaran adalah Suatu aktifitas atau pengalaman yang menghasilkan perubahan pengetahuan, perilaku dan pribadi yang bersifat permanen
         Dari bebrapa argumen tersebut dapat kita simpulkan bahwa perinsip pembelajaran adalah landasan berpikir,landasan berpijak, dan sumber motivasi agar belajar mengajar  dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik

v  Pendapat bebrapa tokoh tentang perinsip pembelajaran
1.      Gestalt
         Perinsip pembelajaran adalah suatu transfer belajar antara pendidik dan peserta didik sehinnga mengalami perkembangan dari proses interaksi belajar mengajar yang dilakukan secara terus menerus dan diharapkan peserta didik akan mampu menghadapi permasalahan dengan sendirinya melalui teori-teori dan pengalaman-pengalaman yang sudah diterimanya
2.      Menurut Robert H Davies
Suatu komunikasi terbuka antara pendidik dengan peserta didik sehingga siswa termotivasi belajar yang bermanfaat bagi dirinya melalui contoh-contoh dan kegiatan praktek yang diberikan pendidik lewat metode yang menyenangkan siswa.
b.      Sumber Perinsip pembelajaran
Sumber – sumber perinsip pembelajaran sebagai berikut yaitu :
1.      Prinsip pembelajaran bersumber dari teori behavioristik
Pembelajaran yang dapat menimbulkan proses belajar dengan baik bila:
a.       Peserta didik berpartisipasi secara aktif
b.      Materi disusun dalam bentuk unit-unit kecil dan diorganisir secara sistematis dan logis
c.       Tiap respon peserta didik diberi penjelasan dan disertai dengan keterangan (Hartley&Davies, 1978)
2.      Prinsip pembelajaran bersumber dari teori kognitif
Reilley & Lewis (1983) menjelaskan 8 prinsip pembelajaran yang digali dari teori kognitif Brunner dan Ausuble, pembelajaran akan lebih bermakna (meaningfull learning) apabila:
a.      Menekankan akan makna dan pemahaman
b.      Mempelajari materi tidak hanya proses pengulangan tetapi perlu disertai proses transfer.
c.       Menekankan adanya pola hubungan
d.      Menekankan pembelejaran prinsip dan konsep
e.      Menekankan struktur disiplin ilmu dan struktur kognitif
f.        Obyek pembelajaran seperti apa adanya dan tidak disederhanakan dalam bentuk eksperimen dalam situasi laboratoris.
g.      Menekankan pentingnya bahasa sebagai dasar pemikiran dan komunikasi
h.      Perlunya memanfaatkan pengajaran perbaikan yang lebih bermakna.
3.      Prinsip pembelajaran dari teori humanisme
Belajar adalah bertujuan memanusiakan manusia. Anak yang berhasil dalam belajar, jika ia dapat mengaktualisasi dirinya dengan lingkungan maka pengalaman dan aktivitas belajar merupakan prinsip penting dalam pembelajaran humanistik.
c.       Macam – macam Perinsip Pembelajaran
1.      Prinsip Apersepsi
Herbart (1841) menyatakan bahwa apersepsi adalah memperoleh tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan tanggapan yang telah ada. Apersepsi digunakan dalam mengajar dengan maksud untuk mempermudah memahami ide – ide yang baru dipelajari dengan mangaitkan pada pemahaman ide yang telah dimiliki  siswa. Apersepsi membangkitkan minat dan perhatian untuk sesuatu. Karena itu pelajaran harus selalu dibangun di atas pengetahuan yang telah ada.
2.      Prinsip Peragaan
      Konsep akan mudah dipahamai jika siswa aktif memanipulasi benda konkrit dan semi konkrit sebagai model representasi dari konsep yang abstrak. Prof. Burner juga mengatakan kepada kita dengan teorema belajarnya yang dikenal dengan:
a.       Teorema Konstruktif
           Dimana anak lebih mudah belajar mengkonstruksikan ide-ide abstrak ke dalam struktur kognitifnya jika dengan menggunakan peragaaan konkrit (enactiive) dilanjutkan ke tahap semi konkrit (iconic) baru ke tahap abstrak (simbolik).
b.      Teorema Notasi
Untuk mengajarkan matematika yang begitu banyak symbol-symbol yang harus dipahami maknanya harus dipahami secara bertahap dari yang paling sederhana sesuai tingkat pemahaman siswa. Peragaan merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif.Para siswa akan lebih tertarik jika peragaan tersebut mampu menggambarkan aktivitas yang sebenarnya.
c.       Teorema Kekontrasan dan Variasi
           Untuk mengajarkan bentuk segitiga, perlu diberikan contoh yang bukan segitiga, misalnya terbuat dari kertas manila, atau bentuk-bentuk segitiga yang terdapat di lingkungannya. Demikian juga variasi dalam menggambar bangun-bangun segitiga perlu dikembangkan supaya siswa tidak berpandangan sempit terhadap konsep yang dipelajari. Misal, untuk menggambarkan segitiga siku-siku perlu digambarkan dalam berbagai posisi. Dalam proses pembelajaran, guru dapat menerima siswa untuk menjelaskan kekontrasan anatara: siang dan malam, terang dan gelap, lurus dan begkok , dan sebagainya.
d.      Teorema Konektivitas.
           Untuk mengajarkan sesuatu konsep tertentu perlu diorganisasikan dengan urutan yang tidak begitu saja dapat dibolak-balik karena konsep yang satu diperlukan untuk memahami konsep yang lain.
3.      Prinsip Motivasi
      Salah satu fungsi yang melekat pada diri guru adalah guru sebagai motivator anak didik agar memiliki semangat dan kemauan belajar yang lebih tinggi. Ada dua macam motivasi pada diri siswa, yaitu motivasi yang tumbuh dan kesadaran pribadi untuk melakukan sesuatu yang didorong oleh cita-cita, harapan pribadi yang bersangkutan (motivasi intrinsik), dan ada yang dibangkitkan oleh pegaruh dari luar (motivasi ekstrensik). Tugas guru adalah mendorong siswa untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu demi suksesnya tujuan belajar.

v  Ada beberapa  tindakan yang baik dalam memotivasi siswa, antara lain:
a.       Memberi angka.
b.      Hadiah atau penghargaan.
c.       Menumbuhkan rasa sukses.
d.      Kerjasama.
e.       Membangun suasana yang sejuk dan menyenangkan.
f.       Membangkitkan  minat siswa.
Untuk pembahasan lebih luas masalah bagaimana menumbuhkan minat siswa dalam belajar atau menumbuhkan motivasi belajar, akan dibahas pada pembahasan selanjutnya.
4.       Prinsip Belajar Aktif.
      Pada hakekatnya, belajar adalah wujud keaktifan siswa walaupun derajatnya tidak sama antara siswa satu dengan yang lain dalam sustu proses belajar mengajar di atas. Menurut Mc. Keachie (1954) siswa belajar secara aktif adalah belajar dengan melibatkan keaktifan mental (intelektual-emosional) walaupun dalam banyak hal diperlukan keaktifan phisik.
5.      Prinsip Kerjasama
      Wujud nyata dalam proses belajar mengajar adalah diharapkan keterlibatan setiap siswa di dalam tugas-tugas klasikal atau kelompok. Tugas guru adalah mengakomodasikan dan memfasilitasi agar kegiatan kelompok dapat berlangsung secara produktif dan dinamis.
6.      Prinsip Mandiri
       Siswa perlu dibiasakan untuk mencapai kepuasan dengan usaha yang keras dari diri siswa sendiri. Pendidikan tidak boleh terlalu memanjakan anak, bantuan yang kita berikan sifatnya hanya berupa kail untuk dapat memancing penyelesaian masalah oleh siswa sendiri. Perlu ditanamkan pada siswa motto
7.      Prinsip Penyesuaian Dengan Individu Siswa.
      Idealnya karena adanya perbedaan setiap idividu siswa maka dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa tentu dengan cara dan kecepatan yang berbeda-beda pula.
8.      Prinsip Korelasi.
     Prinsip korelasi pada intinya adalah mengaitkan pokok bahasan yang diajarkan dengan pokok bahasan lain dalam satu mata pelajaran, dan mengaitkan hubungan atau manfaat suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain dan dalam kehidupan sehari-hari serta dalam perkembangan IPTEK. Penerapan prinsip korelasi juga dapat meningkatkan daya tarik minat, dan motivasi siswa terhadap proses pembelajaran.

9.      Prinsip Evaluasi Yang Teratur.
     Kegiatan mengevaluasi keberhasilan proses belajar mengajar yang ditunjukkan oleh kinerja siswa dalam belajar perlu dilakukan secara teratur dan kesinambungan selama dan setelah proses belajar mengajar berlangsung.
      Evaluasi proses dan hasil belajar harus dilaksanakan dengan prinsip-prinsip:
a.        Menyeluruh
b.      Berkesinambungan
c.       Berorientasi pada tujuan
d.      Obyektif
e.       Terbuka
f.       Bermakna
g.      Mendidik
B.     Cara Memotivasi Siswa dalam Belajar
Motivasi belajar siswa merupakan  hal yang amat penting bagi pencapaian kinerja atau prestasi belajar siswa. Dalam hal ini, tentu saja menjadi tugas dan kewajiban guru untuk senantiasa dapat  memelihara dan meningkatkan motivasi belajar siswanya. Banyak cara untuk meningkatkan minat belajar siswa atau menumbuhkan minat belajar siswa.
a.    Pengertian Motivasi
Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya , perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama
b.   Perspektif tentang motivasi
1.      Perspektif Behavorial
Perspektif behavorial lebih menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah cara bisa meningkatkan motivasi belajar. Contoh nilai yang baik. Nilai yang baik ini memberikan indikasi tentang kualitas yang dimiliki oleh peserta didik. Dan contoh untuk hukuman eksternal adalah memberikan tugas kepada siswa yang berkaitan materi yang dikerjakan.
2.      Perspektif humanistis
Perspektif humanistis menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan keperibadian, kebebasan, untuk memilih nasip mereka,.perspektif ini berkaitan erat dengan pandangan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus harus dipuaskan dahulu sebelum memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
3.      Perspektif kognitif
Menurut perspektif  kognitif bahwa setiap manusia itu memiliki motivasi sendiri dan bisa ditumbuhkan dengan apa yang dikehendaki. Untuk awal mengajar harus ditanya para peserta didik.
4.      Perspektif sosial
c.    Macam motivasi
1.      Motivasi ektrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah melakuka sesuatu untuk mendapatkan sesuatu seperti imbalan dan hukuman
2.      Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah sesuatu keinginan dlam diri sendiri untuk melakukan sesuatu demi sesuatu.
Setelah kita membahas macam motivasi ini akan muncul teori yang lain
a.          Teori atribusi
Atribusi adalah sebab yang dianggap menimbulkan hasil. Teori atribusi ini menyatakan bahwa dalam usaha mereka memahami perilaku atau kinerjanya sendiri, orang-orang termotivasi untuk menemukan sebaba yang mendasarinya.
Bernard Wainer (1986 ,1992 )mengidentipikasi tiga dimensi atribusi yaitu:  1) lokus, apakah sebab motivasi itu berasal dari eksternal dan internal, 2) stabilitas ( kemampuan ) persepsi murid terhadap stabilitas dari suatu yang mempengaruhi ekspektasi kesuksesannya, 3) daya kontrol, persepsi murid tentang daya kontrol atas sesuatu sebab berhubungan dengan jumlah hasil emosional seperti kemarahan, rasa bersalah rasa kasihan dan malu ( grahan & weiner, 1996 )
b.          Motivasi untuk menguasia keahlian (mastery )
Apabila kita merujuk pada tipe ini kita akan menemuakn dua respon yang berbeda pada anak terhadap tantangan atau situasi yang sulit yaitu : orientasi untuk menguasai (mastery orientation ) dan orientasi tak berdaya (helpless orientation ). Pada anak yang berorientasi pada mastery orientation akan fokus pada tugas ketimbang pada kemampuan mereka, punya sikap positif ( menikmati tantangan ), dan menciptakan sterategi berorientasi solusi yang meningkatkan kinerja mereka. Sedangkan anak yang berorientasi tak berdaya fokusm pada ketidak mampuan personal mereka.
d.   Cara memotivasi siwa
1.       Gunakan metode dan kegiatan yang beragam
Melakukan hal yang sama secara terus menerus bisa menimbulkan kebosanan dan menurunkan semangat belajar. Siswa yang bosan cenderung akan mengganggu proses belajar. Variasi akan membuat siswa tetap konsentrasi dan termotivasi. Sesekali mencoba sesuatu yang berbeda dengan menggunakan metode belajar yang bervariasi di dalam kelas. Cobalah untuk membuat pembagian peran, debat, transfer pengetahuan secara singkat, diskusi, simulasi, studi kasus, presentasi dengan audio-visual dan kerja kelompok kecil
2.      Jadikan siswa peserta aktif
Pada usia muda sebaiknya diisi dengan melakukan kegiatan, berkreasi, menulis, berpetualang mendesain, menciptakan sesuatu dan menyelesaikan suatu masalah. Jangan jadikan siswa peserta pasif di kelas karena dapat menurunkan minat dan mengurangi rasa keingintahuannya. Gunakanlah metode belajar yang aktif dengan memberikan siswa tugas berupa simulasi penyelesaian suatu masalah untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar. Jangan berikan jawaban apabila tugas tersebut dirasa sanggup dilakukan oleh siswa
3.      Buatlah tugas yang menantang yang realitas dan sesuai
Buatlah proses belajar yang cocok dengan siswa dan sesuai minat mereka sehingga menarik karena mereka dapat melihat tujuan dari belajar. Buatlah tugas yang menantang namun realistis. Realistis dalam pengertian bahwa standar tugas cukup berbobot untuk memotivasi siswa dalam menyelesaikan tugas sebaik mungkin, namun tidak terlalu sulit agar jangan banyak siswa yang gagal dan berakibat turunnya semangat untuk belajar.
4.      Ciptakan suasana kelas yang kondusif
Kelas yang aman, tidak mendikte dan cenderung mendukung siswa untuk berusaha dan belajar sesuai minatnya akan menumbuhkan motivasi untuk belajar. Apabila siswa belajar di suatu kelas yang menghargai dan menghormati mereka dan tidak hanya memandang kemampuan akademis mereka maka mereka cenderung terdorong untuk terus mengikuti proses belajar.
5.      Hindari penggunaan ancaman
Jangan mengancam siswa Anda dengan kekerasan, hukuman ataupun nilai rendah. Bagi sebagian siswa ancaman untuk memberi nilai rendah mungkin efektif, namun hal tersebut bisa memicu mereka mengambil jalan pintas (mencontek).
6.      Kenali minat siswa-siswa Anda
Para siswa mungkin berada dalam satu kelas, namun mereka memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Pahamilah siswa Anda, bagaimana tanggapan mereka terhadap materi dan apa minat,cita-cita, harapan dan kekhawatiran mereka. Pergunakanlah berbagai contoh dalam pembelajaran Anda yang ada kaitannya dengan minat mereka untuk membuat mereka tetap termotivasi dalam belajar.
Sedangkan menurut Fathurrohman dan Sutikno (2007) motivasi belajar siswa dapat ditumbuhkan melalui beberapa cara yaitu:
a.          Menjelaskan tujuan kepada peserta didik
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
b.         Hadiah
Hadiah akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
c.          Pujian.
   Siswa yang berprestasi sudah sewajarnya untuk diberikan penghargaan atau pujian. Pujian yang diberikan bersifat membangun. Dengan pujian siswa akan lebih termotivasi untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik lagi.
d.         Hukuman
               Cara meningkatkan motivasi belajar dengan memberikan hukuman. Hukuman akan diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. Bentuk hukuman yang diberikan kepada siswa adalah hukuman yang bersifat mendidik seperti mencari artikel, mengarang dan lain sebagainya.
e.          Saingan/kompetisi.
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
f.       Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar.
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik. Selain itu, guru juga dapat membuat siswa tertarik dengan materi yang disampaikan dengan cara menggunakan metode yang menarik dan mudah dimengerti siswa.
g.      Menggunakan metode yang bervariasi.
Meningkatkan motivasi belajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang variasi. Metode yang bervariasi akan sangat membantu dalam proses belajar dan mengajar. Dengan adanya metode yang baru akan mempermudah guru untuk menyampaikan materi pada siswa.
h.      Menggunakan media pembelajaran yang baik, serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.








BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Di dalam propesi pemdidikan banyak hal yang perlu kita perhatikan diantaranya yaitu perinsip yang diperhatiakan dalam pembelajaran, cara memotivasi siswa dan lain-lain, Perinsip-perinsip dalam pembelajaran diantarnya yatiu perinsip apersepsi , perinsip peragaan dan lain-lain. Dan membahas tentang bagaimana memotivasi siswa dalam belajar. Banyak cara untuk memotivasi siswa dalam belajar antara lain yaitu : memberikan nilai atau aplus kepada siswa, menumbuhkan rasa sukses kepada siswa dan lain-lain.





















DAFTAR PUSTAKA
Soetjipto dan Kosasi, Raflis. 2009. Propesi Keguruan. Jakarta : Pt Rineka Cipta
W. Santrock, John. 2010. Psikologo Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

1 komentar:

  1. Slots Cafe Casino Sites & Promos 2021 - ChoEgoCasino
    Slot machines are the way หาเงินออนไลน์ to go to casinos and 바카라 사이트 slot machines to win choegocasino real money. The majority of slot machines in the US are found

    BalasHapus